Sejarah Pesantren
Sejarah berdirinya Pesantren HUBULO
I. Gagasan Pendirian
Gagasan untuk
mendirikan Pesantren HUBULO, sebenarnya telah lahir sejak Almarhum Bapak Drs.
H. Thayib Gobel – sampai Muhammad Gobel masih ada. Persiapan persiapan
kearahnya berdirinya pesantren pun telah dilakukan, dan langkah langkah
kongkritpun telah diambil.Akan tetapi karena kehendak Allah jualah maka sampai
akhir hayat beliau pondok pesantren yang diidam idamkan belum juga
terwujud. Lahir gagasan untuk mendirikan Pondok Pesantren, Balai
Pendidikan Islam, didasarkan atas keprihatinan Bapak Drs. Thayib Muhammad Gobel
atas kenyataan bahwa, mayoritas masyarakat Gorontalo memeluk Agama Islam.
Kehidupan sehari hari senantiasa bernafaskan Islam. Majelis majelis ta’lim,
taman taman pengajian, senantiasa tidak sepi dari pengunjung. Akan tetapi
ironisnya, Kiyai dan Ulama yang ada semangat sedikit jumlahnya, bahkan Lembaga
Lembaga Pendidikan semacam Pesantren, sebagai tempat mencetak Ulama dan kader
kader muslim yang ada di Gorontalo tidak memadahi jumlahnya, dibandingkan
dengan kebutuhan yang ada. Oleh karena itu, persoalan idealism ini masih
menjadi asa yang belum terwujudkan, sehingga masih terasa mengganjal sampai
menjelang wafat beliau.Beliau dihadapkan dengan dua panggilan dilematis,
panggilan menghadap Allah yang tidak bisa ditunda, dan panggilan untuk menegakkan
Agama Islam (mendirikan Lembaga Pendidikan Islam) pondok
pesantren. Panggilan pertama sudah beliau jawab sendiri, sedangkan
panggilan kedua, beliau wasiatkan kepada putra putrinya untuk
menjawabnya.Sebagai putra putrid yang berbakti krpada kedua orang tuanya maka
wasiat dan amanat Almarhum betapa beratnya tetap diusahakan untuk bisa
diwujudkan, walau dengan bekal yang serba terbatas, terutama ditinjau dari
pengalaman.
II. Awal Pendirian
Berangkat dari
keterbatasan ilmu tentang mendidirkan Pondok Pesantren, maka dimulailah langkah
besar ini. Langkah pertama yang diambil adalah menghimpun putra putri almarhum
yang berjumlah tujuh orang itu dalam satu ikatan, yaitu Yayasan Keluarga Anie
Ebu Gobel (YKAENG) satu tahun setelah wafat yaitu pada tanggal 12 September
1984. Meskipun Yayasan Keluarga Anie Ebu Gobel telah berdiri sejak tanggal
12 september 1984, namun Pesantren HUBULO baru berhasil didirikan tiga tahun
kemudian, yaitu pada tanggal 12 september 1987. Selang waktu 3 tahun itu
dimanfaatkan oleh Yayasan untuk mempelajari ilmu tentang kepondok pesantrenan.
Sekaligus mencari model pendidikan pesantren yang paling cocok/sesuai untuk
mengantisipasi perkembangan zaman, bahkan yang sesuai juga dengan kondisi
social dan budaya Sulawes, khususnya Sulawesi Utara. Tahap awal sebelum
didirikannya Pondek Pesantren Hubulo adalah melaksanakan taman pengajian, yang
dalam pelaksanaan opersaionalnya bekerja sama dengan Pondek Pesantren
Darunnajah Jakarta dengan mengirimkan beberapa tenaga pendidik
(alumni). Pesantren HUBULO lahir dengan mulai mendidik sepuluh orang
santri secara formal, dengan menjadikan Taman pengajian tadi sebagai
embrio berdirinya Pondek Pesantren. Pesantren HUBULO bervisi dan beridiologi
Pancaasila dengan menjunjung tinggi prinsip-prinsip Bineka Tunggal Ika, yang
didirikan di atas dan untuk kepentingan umat islam khususnya, dan bangsa
Indonesia pada umumnya, dengan tidak memandang latar belakang
golongan/aliran keagamaan, social dan politik. Oleh karena itu, seluruh
pribadi yang terlibat dalam proses pendidikan di Pesantren HUBULO ini, harus
rela meninggalkan golongan/aliran keagamaan atau social politiknya
masing-masing.Hal ini berarti tidak turut campur tangan dalam menentukan arah
pendidikan dalam Pesantren HUBULO ini.
III. Pengertian Pesantren HUBULO
Pesantren HUBULO
adalah Balai pendidikan Islam yang menyelenggarakan pendidikan formal yang
berbentuk Madrasah dan pendidikan non formal serta aneka keterampilan menurut
kebutuhan dan fasilitas yang ada atau tersedia.Segala kegiatan di Pesantren
HUBULO tidak terlepas dari TRI DARMA Pondok Pesantren yaitu :
1. Keimanan dan ketakwaan terhadap Allah SWT.
2. Pengembangan keilmuan yang bermanfaat.
3. Pengabdian terhadap agama, masyarakat dan Negara.
Untuk dapat mewujudkan cita-cita yang terkandung dalam TRI DARMA tersebut, maka Pesantren HUBULO berusaha mengembangkan tujuh komponen sebagai berikut :
1. Pengajian Kitab
Pengajian kitab ini diselenggarakan dalam bentuk formal atau klasifiksi seperti ;
- Fiqih: Fiqhul Wadhih, Kifayatul akhar, Bidayatul Mujtahid.
- Hadits: Bulughul maram.
- Tafsir : Tafsir madras, Tafsir jalalain.
- Ilmu Hadits : Musthalatul hadist.
- Usul Fiqih : Mabadil awaliyah, Al Bayan.
- Tauhid : Kitabus Saadah, Dianah.
- Nahwu : Nahwul Wadhih, Al Ajrumiyah, alfiyah.
- Tarekhul Islam : Nurul yaqin.
- Ilmu Mendidik : Attrbiyah wa atta’lim.
- Balaghah : Balaghatul wadih.
Pengajian kitab ini akan lebih ditingkatkan lagi baik dalam segi kwalitas maupun kwantitas, sesuai dengan tingkatan/kelas.
2. Pendidikan formal
Pendidikan formal yang diterapkan di Pesantren HUBULO adalah memadukana antaa system Pendidikan departemen agama (Tsanawiyah dan Aliyah) dengan tarbiyatul Mualimin Mualimat al Islamiyah (TMI/ Pendidikan Formal Pesantren).Lama proses pendidikan enam tahun dengan jenjang pendidikan tiga tahun pertama setingkat dengan madrasah Tsanawiyah (santri kelas III berhak mengikuti ujian Negara Tsanawiayah/SLTP dan berhak mendapatkan STTB Negeri). Dan tiga tahun kedua setingkat dengan Madrasah aliyah tanpa memisahkan antara keduanya (santri kelas VI berhak mengikuti ujian Negara Aliyah/SLTA dan mendapatkan STTN Negeri).
Untuk tingkat Madrasah Aliyah memiliki Tiga Jurusan yaitu :
A 1 = Jurusan Matematika Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA)
A 2 = Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
A 3 = Jurusan Keagamaan
3. Pendidikan kesenian
Pendidikan kesenian dimaksudkan untuk meningkatkan apresiasi para santri terhadap macam-macam bentuk kesenian.
Kegiatan kesenian yang telah ada dan akan dikembangkan di Pesantren HUBULO diantaranya adalah :
- Seni Qiraatil Qur’an
- Qasidah dan hadroh
- Drama
- Puisi, puitisasi Al-Qur’an
- Solo vocal, Vocal grup, Volf song
- Pantomin, lawak dan lain-lain.
Dengan pendidikan kesenian ini diharapkan para santri mempunyai orientasi yang lebih luas dalam kegiatan kesenian yang tidak saja pada satu jenis kesenian, akan tetapi berbagai jenis kesenian yang bersifat, akan tetapi berbagai jenis kesenian yang bersifat Nasional dan Universal, namun dalam batas-batas ajaran agama Islam
Dalam hal ini diharapkan dari Pondok Pesantren lahir sajak-sajak, karya tulis, dan drama dan pentas (teater yang bernafaskan agama).
4. Kegiatan olahraga
Kegiatan olahraga yang dilaksanakan juga lebih ditekankan pada sikap sehat, bukan menekannkan pada aspek prestasi olahraga semata.
Kegiatan olahraga yang dilaksanakan :
- Sepak bola
- Sepak takraw
- Badminton
- Volly ball
- Tenis meja
- Senam paki & Morning Trip
- Atletik
- Pencak silat
5. Pendidikan kepramukaan
Diselenggaraknnya pendidikan kepramukaan di pondok pesantern Hubulo ini adalah untuk melatih para santri dalam hal:
Kepemimpinan, kedisiplinan, pembinaan watak dan mental, serta menjadikan para santri sebagai manusia-manusia yang kreatif dan dinamis penuh disiplin.
Untuk meningkatkan mutu pendidikan kepramukaan ini Pesantren HUBULO mengutus para santri untuk mengikuti kursus dasar dasar yang diadakan oleh kwarcab. Dan untuk masa-masa mendatang diharapkan Pesantren HUBULO dapat bekerja sama dengan Kwarcab mampu menyelenggarakan sendiri kursus secara rutin tiap tahun dan berusaha untuk meningkatkan kursus Pembina lanjutan.
6. Pendidikan keterampilan
Pendidikan keterampilan yang dikembangkan di Pesantren HUBULO adalah untuk keperluan santri dan santri sebagai modal untuk menjadi manusia yang bersemangat dan berkarya sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Disamping itu pendidikan keterampilan sangat diperlukan dalam rangkka menyeimbangkan antara perkembangan otak, hati dan keterampilan tangan yng secara intergral merupakan pengembangan pada diri anak.
Adapun nis keteram[ilan yang sedang dan akan dikembangkan di Pesantren HUBULO adalah sesuai dengan kebutuhan serta tuntutan zaman, diantaranya :
- Pidato (Bahasa Arab, Inggris dan Indonesia)
- Praktek Mengajar
- Pertanian
- Perkebunan
- Peternakan
- Perbengkelan
- Mengetik, administrasi, perkantoran, dan management.
- Komputer/ informatika.
- Perkoperasian.
- Elektronika
- PKK, jahit menjahit dan perajutan.
Untuk mewujudkan cita-cita tersebut Pesantren HUBULO bekerja sama dengan instansi/lembaga-lembaga lain, diantaranya KLK untuk jenis keterampilan pertukangan, Departement pertanian untuk jenis keterampilan pertanian, perkebunan dan peternakan.Untuk masa mendatang diharapkan Pesantren HUBULO dapat bekerja sama dengan instansi atau lembaga lain sesuai dengan kebutuhan.
7. Pendidikan masyarakat
Mengingat akan potensi dan pengaruh pondok pesantren yang semakin meluas dalam masyarakat, baik dalam perkotaan maupun pedesaan utamanya. Maka pengabdian masyarakat bagi para santri Pesantren HUBULO perlu diperluas dan diperdalam.Dalam proses kegiatan tersebut adalah melalui pengiriman para santri khusus para santri kelas VI di beberapa pedesaan-pedesaan dalam beberapa waktu lamanya sesuai dengan situasi dan kondisi.Selama dalam melaksanakan tugas pengabdian masyarakat tersebut, para santri akan melakukan berbagai aktifitas yang tidak lepas dari unsure keagamaan, mengembangkan ilmu yang dimiliki yang di dapat selama dalam pendidikan di pPesantren HUBULO.Adapun kegiatan tersebut yang akan dan sedang dikembangkan, antara lain sebagai berikut :
- Safari ramadhan
- Kursus-kursus bahasa arab, inggris dan agama.
- Pemberantasan butu huruf Al-qur’an
- Pengajian-pengajian/ceramah agama
- Pengumpulan dan pembagaian zakat fitrah, zakat mal, infak/sedekah, pakaian-pakaian baru dan bekas kepada saudara-saudara yang masih sangat membutuhkan.Untuk mewujudkan cita-cita tersebut perlu adanya persiapan yang sedini mungkin dengan menelusuri bakat dan minat para santri yang akan diterjunkan, pengarahan-pengarahan, pembinaan watak dan mental, serta tata cara peergaulan/ adap sopan santun.